Linktodays.com – Aksi demo menolak Omnibus Law UU Cipta Kerja dilakukan di beberapa daerah di Indonesia. Aksi tersebut bahkan diwarnai kericuhan.
Sejumlah massa ada yang diamankan polisi. Beberapa dari massa yang diamankan pun diikutkan rapid tes. Hasilnya, puluhan orang dinyatakan reaktif corona.
47 Pendemo Tolak Omnibus Law di Jakarta dan Jawa Barat Reaktif Corona
Polri mencatat sebanyak 34 peserta aksi penolakan Omnibus Law di Jakarta dan Jawa Barat dinyatakan reaktif COVID-19. Mereka dipindahkan ke RSD Wisma Atlet untuk menjalani perawatan.
Kadiv Humas Polri Irjen Pol Argo Yuwono mengatakan, pihaknya melakukan rapid test saat unjuk rasa berlangsung. Hasilnya 34 orang dinyatakan reaktif di Jakarta, dan 13 reaktif di Jawa Barat.
“Perkembangan terbaru yang ada, sebanyak 34 demonstran di DKI reaktif dan di Jabar ada 13 orang,” kata Argo lewat keterangannya, Kamis (8/10).
“Semuanya sudah dilarikan ke Wisma Atlet,” imbuh Argo.
Buruh Peserta Demo di Tangerang Jalani Rapid Test, 14 Orang Reaktif
Polres Tangerang melakukan rapid test ke peserta demo di Tangerang, Banten. Sebanyak 90 orang buruh mengikuti rapid test tersebut dengan hasil 13 orang dinyatakan reaktif COVID-19.
Kapolres Tangerang Kombes Ade Ary Syam mengatakan, pihaknya bersama PT KMK melakukan rapid test ke buruh yang ikut berunjuk rasa. Sebab, buruh tak mematuhi protokol kesehatan.
Total buruh yang ikut demo saat itu sekitar 150 orang. Kemudian, rapid test dilakukan terhadap 90 orang sebagai sampel.
“90 kita rapid test, dari 90 sampel kita mendapatkan hasilnya 13 orang reaktif,” kata Ade lewat keterangannya, Kamis (08/10/2020).
Atas temuan itu, tim kemudian melakukan test lagi terhadap 22 orang lainnya. Hasilnya, ada satu orang yang yang reaktif.
“Sebanyak 22 orang kemudian dites kembali dan ditemukan satu orang yang reaktif,” ujar Ade.
Dua Buruh yang Berunjuk Rasa di Gedung DPRD Kepri Reaktif COVID-19
Dua buruh asal Batam yang ikut dalam aksi unjuk rasa di depan Gedung DPRD Kepri dinyatakan reaktif saat diuji melalui test cepat COVID-19 (rapid test).
Keduanya merupakan perwakilan buruh yang akan masuk dan berdialog dengan anggota DPRD Kepri usai menyampaikan aspirasinya terkait penolakan terhadap UU Cipta Kerja yang telah disahkan.
Satgas Pencegahan Gugus Tugas COVID-19 Provinsi Kepri, Dokter Hasim As’ari, mengatakan pihaknya melakukan rapid test terhadap 10 perwakilan buruh sebagai langkah antisipatif protokol kesehatan. Di mana, sebelum perwakilan masuk ke gedung DPRD diwajibkan melakukan rapid test.
“Dua orang yang ada di mobil itu (buruh Batam), sudah di lakukan rapid test dengan hasil reaktif,” ucapnya di hadapan para mahasiswa, Kamis (08/10/2020).
Selanjutnya, kedua buruh yang reaktif itu langsung dibawa ke Rumah Sakit Raja Ahmad Thabib (RS RAT) untuk dilakukan uji sampel usap.
177 Demonstran Omnibus Law di Medan Ditangkap, 3 Reaktif Corona
Demonstrasi menolak Omnibus Law di DPRD Sumut ricuh,Kamis (08/10/2020). Polisi kemudian menangkap ratusan pendemo yang diduga anarkistis.
Totalnya ada 177 orang terkait demo yang ditangkap. Polisi kemudian menggelar rapid test mereka. Hasilnya, 3 di antaranya reaktif virus corona.
“177 yang diamankan, tiga reaktif,” ujar Kapolrestabes Medan, Kombes Pol Riko Sunarko, kepada wartawan di DPRD Sumut.
Mengenai apakah para pendemo akan ditahan, kata Riko hal itu tergantung hasil pemeriksaan. Mereka yang reaktif ini kemudian akan jalani tes swab.
Banyak Massa Demo Reaktif Hasil Rapid Test, Polisi Ingatkan Klaster Baru Corona
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Pol Yusri Yunus kembali mengingatkan ancaman penularan virus corona saat ini. Ia meminta agar demo yang menyebabkan berkumpulnya massa tidak digelar.
“Ini yang saya bilang bisa bawa klaster baru. Bagaimana kalau mereka bergabung bersama sementara di masa pandemi ini ada 3M1T. Kita harus pakai masker, jaga jarak, jangan berkumpul,” kata Yusri kepada wartawan di Jakarta, Kamis (08/10/2020).
Baca Juga: Selain Polisi, Sejumlah Mahasiswa Juga Terluka Saat Unjukrasa Berujung Ricuh di Siantar
Baca Juga: Raket Hingga Sabu Disita, Saat Personel Gabungan TNI-Polri Sekat Massa Pendemo di Jaktim
Baca Juga: Puluhan Perusuh Merusak dan Jarah Barang Mahal di Gedung ESDM
Untuk mengantisipasi hal itu, polisi terus melakukan patroli di titik awal buruh berkumpul. Dari sana mereka diminta untuk menyampaikan pendapat dengan cara yang lain, yang tidak menyebabkan perkumpulan orang dalam jumlah besar.
“Makanya ini yang kita kedepankan adalah edukasi secara preemptif kepada teman-teman serikat buruh, serikat pekerja, teman-teman mahasiswa yang ada untuk ayo bersama-sama bahwa PSBB di Jakarta masa perketatan ini harus betul kita taati protokol kesehatan. Kalau terjadi kumpul yang banyak itu bisa membawa klaster baru lagi,” kata Yusri. (MSC)
Sumber: kumparan.com
Discussion about this post