Linktodays.com – Jakarta.
Pandemi virus Corona (COVID-19) di Indonesia telah berlangsung selama lebih dari 6 bulan. Pemerintah memiliki sejumlah catatan terkait penanganan pandemi dan kepatuhan masyarakat terhadap protokol kesehatan.
“Setelah 6 bulan berjalan sejak awal pengumuman adanya kasus COVID di Tanah Air tanggal 2 Maret yang lalu, kemudian terbitnya Peraturan Presiden tanggal 13 Maret tentang karantina kesehatan, ada berbagai macam evaluasi,” kata Ketua Satgas Penanganan COVID-19 Doni Monardo di gedung DPR, Senayan, Jakarta, Kamis (03/09/2020).
Baca Juga: Kejagung Lacak Transaksi Judi Tersangka Jiwasraya di Luar Negeri
Evaluasi pertama adalah soal peningkatan kasus di sejumlah daerah, terutama di DKI Jakarta dan Jawa Timur. Peningkatan kasus itu disebut Doni karena ada kenaikan jumlah testing serta munculnya klaster-klaster baru, seperti klaster perkantoran, transportasi umum, hingga klaster rumah tangga.
“Kami sedang melakukan berbagai macam upaya untuk menemukan sebuah solusi yang lebih tepat sehingga langkah-langkah ini diharapkan bisa lebih efektif. Karena kalau kita lihat kasus pada 3 bulan pertama itu angka kasusnya rata-rata di 100, 200, 300, kemudian setelah lebaran Idul Fitri mengalami peningkatan, 400 sampai dengan 500. Kemudian melonjak lagi setelah terakhir ini di angka 1.000, kemudian melonjak sampai dengan di angka 3.000,” tutur Doni dikutip dari detinkews.com
Doni juga menyoroti tingginya angka paparan Corona di transporasi umum serta kepatuhan masyarakat dalam penggunaan masker yang benar. Ia pun meminta pemerintah daerah mengambil langkah kebijakan yang tepat dalam penanganan Corona ini.
“Kemudian juga mereka yang terpapar COVID persentase terbesarnya sama-sama menggunakan masker, tetapi ada masker yang standar, ada masker yang tidak standar. Artinya masker yang standar di sini bisa masker yang kain, bisa juga masker yang sudah ada izin edar dari Kemenkes,” ungkap Doni.
“Inilah yang menjadi salah satu upaya kami untuk menyampaikan kepada seluruh daerah agar setiap mengeluarkan kebijakan itu harus tepat. Salah satu hal yang kami bicarakan dengan pemerintah DKI adalah sejak diberlakukan aturan ganjil genap mengalami peningkatan jumlah penumpang umum. Untuk di kereta api sebesar 3,5 persen, untuk di Transjakarta 6-12 persen,” lanjutnya.
Doni juga menyoroti protokol kesehatan yang diterapkan saat makan. Doni menekankan pentingnya disiplin dan kewaspadaan, terutama dalam menggunakan masker.
“Kemudian protokol pada saat makan, jadi sudah pakai masker sudah disiplin dari pagi sampai siang, lantas pada saat makan berkumpul dalam jarak relatif dekat kemudian membuka masker. Nah ini juga dimungkinkan terjadinya proses transmisi. Seperti tadi ada satu keluarga yang keluarganya atau penghuni rumahnya tidak keluar tapi kena COVID juga, sangat mungkin tertular dari anggota keluarga yang bekerja dan menggunakan transportasi,” ujarnya.
Kepala BNPB itu juga secara khusus mengingatkan pesan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal pentingnya masker. Ia menekankan cara dan etika menggunakan masker yang benar.
“Bapak Presiden dari awal sejak bulan Juli yang lalu, setiap saat mengingatkan pentingnya penggunaan masker. Jadi sudah kita lakukan, termasuk pemerintah daerah juga sudah membelanjakan anggaran mereka untuk masker. Kemudian yang perlu kita ingatkan adalah tata cara penggunaan masker. Jadi masker harus digunakan pada cara yang tepat dan tangan kita ketika menyentuh masker pun harus dalam keadaan bersih,” kata Doni.
Tak hanya itu, Doni juga menyorotinya angka kematian akibat Corona di Indonesia. Doni menegaskan pihaknya akan berusaha menekan angka tersebut, termasuk agar tidak ada lagi dokter yang menjadi korban.
“Kemudian kita lihat lagi angka kematian yang walaupun mengalami penurunan dari rata-rata sebelumnya pada awal kejadian angka kematian sangat tinggi, 9 koma sekian persen, kemudian bisa berkurang-berkurang terus, sekarang di angka 4,2 persen dari angka global sekitar 3,4 atau 3,5 persen,” ucap Doni.
“Ini harus kita tekan semaksimal mungkin supaya masyarakat semakin banyak yang bisa diselamatkan, termasuk khususnya juga tenaga kesehatan terutama dokter yang wafat telah mencapai lebih dari 100 orang,” pungkasnya. (Red)
Sumber: detiknews.com
Discussion about this post