Linktodays.com – Humbahas. Untuk menjaga ekosistem Danau Toba, Menko Marves Luhut Binsar Panjaitan akan memberangus Keramba Jaring Apung (KJA) yang berlebihan. Rabu, (24/03/2021).
Hal ini ia sampaikan saat menyambangi lahan baru food estate di Desa Hutajulu, Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbang Hasundutan (Humbahas) pada Selasa (23/3/2021) kemarin.
Ia menyampaikan bahwa eceng gondok akan dijadikan sebagai kompos atau pupuk organik yang akan digunakan di lahan food estate.
“Saya minta tadi Pak Simanjuntak membuat perencanaan pembuatan kompos dari eceng gondok sekaligus membersihkan Danau Toba. Buang keramba-keramba yang sudah berlebihan, dan itu saya kira membangun ekosistem yang lebih bagus lagi,” ungkapnya pada Selasa (23/3/2021) saat berada di lahan food estate, Desa Hutajulu, Kecamatan Pollung, Kabupaten Humbahas pada Selasa (23/3/2021).
Selain menyediakan kompos atau pupuk organik berbahan eceng gondok, pihaknya juga akan menyediakan pupuk dari bahan dasar belatung.
Ia juga menegaskan kepada Bupati Humbahas Dosmar Banjarnahor untuk mengakomodasi pembuatan inovasi pupuk organik berbahan eceng gondok dan belatung tersebut.
“Ini akan kita kerjakan secara bersama-sama. Itu akan membuat kelebihan daerah ini. Semua kita coba, kita semua bekerja dalam satu tim, dan sekali lagi kita harus bangga jadi orang Indonesia,” sambung Luhut Panjaitan.
Menyoal perluasan KJA di kawasan Balige hingga Porsea, seorang warga kawasan perairan Danau Toba Julius Siahaan (54) mengatakan bahwa pertumbuhan eceng gondok sejalan dengan perluasan KJA di perairan Danau Toba.
“Pada masa Bupati Monang Sitorus, ada pembersihan secara besar-besaran eceng gondok di perairan Danau Toba. Kalau sebelumnya pada tahun 2006 hingga 2008, KJA di kawasan kita ini sangat banyak, khususnya daerah kita ini Balige hingga Porsea,” ujar Julius Siahaan, beberapa waktu lalu.
“Artinya, eceng gondok itu bisa bertumbuh dengan banyaknya sisa pelet atau pakan ikan di dari keramba jaringan apung itu. Makanya, kalau semakin sedikit KJA di Danau Toba, eceng gondok makin sedikit dan ekosistem danau pun makin bagus,” sambungnya.
Dengan adanya program Menteri Luhut Panjaitan mengurangi jumlah KJA di Toba, ia berharap baku mutu air di Danau Toba semakin membaik.
Sebelumnya, Asisten II Pemkab Toba Sahat Simanullang mengakui adanya peningkatan jumlah KJA di perairan Danau Toba.
“Itu kan sudah sama-sama kita tahu, Danau Toba salah satu KSPN yang didalamnya termaktub Danau Toba harus bersih. Itulah nafasnya. Cuman kan, kondisi terkini di kawasan Danau Toba cenderung kita meningkat dari 539 menjadi 579 keramba yang dikerjakan oleh masyarakat,” kata Sahat Manullang sebagai Asisten II kepada Wartawan.
Lebih lanjut, ia juga mengutarakan perihal prasyarat pendirian KJA di perairan Danau Toba yang mengacu pada peraturan yang dikeluarkan oleh Presiden.
“Keramba yang mengacu pada Peraturan Presiden nomor 81 Tahun 2014 kan ada zonasi. Pertama zonasi ini, tidak boleh ada keramba di kedalaman di bawah 30 meter, itu tidak dikira zona, dimanapun,” lanjutnya.
Ia menambahkan bahwa ada wilayah yang telah diberikan peluang menjadi tempat KJA dengan memperhatikan produksi maksimal per tahun sesuai dengan Peraturan Gubernur, setiap tahun maksimal menghasilkan 10 ribu ton ikan.
Baca Juga: Begini Fungsi Batam Logistic Ecosystem yang Diresmikan Sri Mulyani dan Luhut
Baca juga: Integrasikan 8 Pelabuhan di Tahun 2021, Luhut: Siapa Yang Menghalangi Kita Buldoser
Baca Juga: Berkunjung ke Danau Toba, Luhut Lobi Menlu China untuk Investasi di Indonesia
Ada zonasi berdasarkan wilayah yang disebut Zonasi A32. Zonasi ini ada di Kecamatan Siantar Narumonda, Sigumpar, Laguboti, Uluan dan Porsea. Di luar itu tidak boleh KJA. Untuk catatan kita, di Ajibata itu ada sekitar 200 KJA. Di Balige ada sekitar 110 KJA. Untuk target kita, kedua ini. Karena ini sudah disosialisasikan sebanyak dua tahun berturut-turut, tahun 2007 dan 2008,” lanjutnya.
“Dan untuk ini Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan memberikan bantuan untuk membuat peternakan perikanan non-keramba atau perikanan non Danau Toba, dan dalam hal ini pemerintah Kabupaten Toba melihat itu semua agar peternakan ikan tetap lestari. Dan, saya yakin bupati berpihak kepada masyarakat,” pungkasnya. (*/Red/cr3)
Sumber: tribun-medan.com
Discussion about this post