Linktodays.com – Jakarta. Kapolri Jenderal Idham Azis pernah berucap. Dia hanya menjabat sebagai Kapolri selama 14 bulan, dan tak mau diperpanjang.
Idham Azis menyampaikan itu di masa awal menjabat ketika berpidato di Mako Brimob, November tahun lalu.
“Saya yakinkan 14 bulan kemudian saya pensiun. Banyak yang bilang saya diperpanjang, saya tidak. Saya tidak mau diperpanjang, saya tidak mau variasi. Saya lanjutkan program beliau promoter sudah bagus,” kata Idham di Mako Brimob Kelapa Dua, Depok, Rabu 6 November 2019.
Idham Azis akan pensiun pada Januari 2021. Artinya, tinggal hitungan kurang dari 2 bulan calon Kapolri baru harus sudah ada.
Proses calon Kapolri sendiri dimulai dari Istana. Presiden akan mengajukan nama ke DPR, lalu ada fit and proper tes di Komisi III. Prosesnya mungkin butuh waktu 1 bulan.
Jadi bila benar Idham Azis tak mau diperpanjang, pertengahan Januari 2021 sudah ada Kapolri baru.
Lalu siapa yang akan menggantikan Idham Azis?
Sejarah calon Kapolri penuh kejutan. Mulai dari Jenderal (Purn) Sutanto, lalu Jenderal (Purn) Bambang Hendarso Danuri, lalu Jenderal (Purn) Timur Pradopo, hingga Idham Azis menjadi Kapolri, tak ada yang menyangka.
Semua hanya menduga-duga dan menerka-nerka hingga nama dikirimkan Presiden ke DPR.
Tapi dari semua nama perwira tinggi Polri, saat ini yang bisa diperhitungkan untuk menjadi calon Kapolri tentunya yang sudah bintang tiga.
Tapi bisa saja, bila kemudian muncul jenderal bintang dua dalam hitungan minggu jelang pemilihan calon Kapolri, naik bintang tiga, dan bisa ditebak selanjutnya masuk bursa calon Kapolri dan mungkin akan terpilih.
Ini pernah terjadi saat Timur Pradopo dahulu, yang dalam hitungan minggu naik dari bintang dua menjadi bintang tiga, dan menjadi Kapolri.
“Ya bursa Kapolri harus bintang 3 ya. Nah, bintang 3 itu ya diharapkan polisi yang masih lama masa baktinya. Kalau bisa Kapolri yang masa jabatannya melebihi habisnya masa presiden, jadi supaya kondusif stabil,” kata Anggota Komisi III F-PKS, Achmad Dimyati Natakusumah, berpandangan, Senin (23/11).
Dalam catatan yang dilansir kumparan.com, ada sederet nama jenderal bintang tiga di Polri, antara lain Wakapolri Komjen Gatot Eddy (Akpol 88), Kabareskrim Komjen Listyo Sigit (Akpol 91), Kabaharkam Komjen Agus Andrianto (Akpol 89).
Kepala BNPT Komjen Boy Rafli (Akpol 88), Kabaintelkam Komjen Rycko Amelza (Akpol 88), Irwasum Polri Komjen Agung Budi (Akpol 87), lalu Kalemdikpol Komjen Arief Sulistyanto (Akpol 87).
Dari sederetan jenderal bintang tiga itu, siapa yang paling kuat? Semua nama itu berpeluang menjadi Kapolri.
Sejauh ini ada tiga nama santer yang kerap disebut dan menjadi pemberitaan sebagai calon Kapolri, yakni Wakapolri Komjen Gatot, kemudian Kabaharkam Komjen Agus Andrianto, dan Kabareskrim Komjen Listyo Sigit.
Komjen Listyo sendiri kerap dikaitkan dengan istilah geng Solo. Apa itu geng Solo? Jadi Listyo pernah menjadi Kapolres Surakarta pada 2011-2012 dan di masa itu Jokowi di periode kedua menjadi wali kota sebelum akhirnya ke DKI.
Lalu apa kemudian Listyo paling punya kans besar menjadi Kapolri? Bisa ya, bisa juga tidak, walau ada yang bilang Sigit masih terlalu muda angkatannya.
Tapi merujuk ke Jenderal (Purn) Tito Karnavian, saat menjadi Kapolri, boleh dibilang melewati banyak angkatan seniornya.
Baca Juga: Refleksi Hari Pahlawan 10 November Dimata Kabaharkam Polri
Baca Juga: Kabaharkam Polri Cek Langsung Kesiapan Pengamanan dan Infrastruktur Sirkuit Mandalika
Baca Juga: Kabaharkam Polri Beli 3.000 Rompi Antipeluru Buatan Dalam Negeri
Patut diperhitungkan juga di luar 3 nama itu bisa saja ada kuda hitam yang tiba-tiba muncul, apalagi Presiden Jokowi juga seorang yang penuh kejutan.
Bisa yang muda, bisa juga yang senior tiba-tiba terpilih. Tinggal kita tunggu saja.
Dan semoga saja akan muncul lagi Kapolri legendaris seperti Hoegeng Iman Santoso. (Red)
Sumber: kumparan.com
Discussion about this post