Linktodays.com – Sulbar. Sebanyak 10 ekor buaya ditangkap warga bersama tiga orang pawang di Sungai Budong-budong, Kabupaten Mamuju Tengah, Sulawesi Barat, Jumat malam (21/08/2020) kemarin.
Hal itu usai salah satu anggota Tagana BPBD setempat tewas setelah diterkam buaya saat buang air besar di pinggir sungai.
Baca Juga: Pemasok Ganja Anton J-Rocks dan Kru Bandnya Orang yang Sama
Syawaluddin, anggota BPBD Mamuju Tengah mengatakan, sepuluh ekor buaya di Sungai Budong-budong itu ditangkap oleh pawang buaya dengan cara manual.
“Ada sepuluh ekor buaya yang berhasil ditangkap semalam (Jumat malam) yang menerkam korban. Penangkapan itu atas inisiatif warga sendiri,” kata Syawaluddin, saat dihubungi melalui sambungan telepon, Sabtu (22/08/2020).
Dalam proses penangkapan itu, pawang buaya hanya menyusuri sepanjang sungai untuk mencari buaya tersebut dengan menggunakan alat seadanya seperti perahu dan senter.
“Tadi malam itu ada tiga pawang, proses penangkapannya hanya menyisir sungai menggunakan perahu dan alat penerang senter. Setelah kelihatan buayanya, si pawang menghampirinya ke situ langsung menangkap dan mengikatnya dengan menggunakan tali,” ujarnya.
Menurut Syawaluddin, salah satu ekor buaya dibunuh warga dengan memotong kepalanya karena sempat melakukan perlawanan saat akan ditangkap. Kesepuluh buaya yang ditangkap itu memiliki panjang satu meter hingga lima meter.
Buaya-buaya yang ditangkap tersebut selanjutnya diserahkan ke Bupati Mamuju Tengah, Aras Tammauni, untuk diserahkan ke Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) untuk dilakukan penangkaran. Syawaluddin mengimbau warga yang tinggal di bantaran sungai berhati-hati dan membatasi aktivitas di sungai.
“Jadi imbauan kami agar warga membatasi aktivitasnya di sungai karena buaya itu melakukan aktivitasnya di sungai menjelang sore hingga pagi hari,” tuturnya.
Dikatakan, kendala Pemkab Mamuju Tengah untuk membuat penangkaran karena keterbatasan anggaran.
Baca Juga: Misterius! Anak Hilang Muncul di Pohon Bambu, Cuma Ibunya yang Bisa Lihat, Simak Videonya
“Kalau kita mau melakukan itu memang sulit, mungkin saja Pemkab Mateng bisa menyediakan lahan untuk tempat penangkaran. Tetapi yang jadi permasalahannya lagi anggaran untuk biaya makannya. Karena luar biasa biaya makannya, sementara kita keterbatasan anggaran,” jelasnya.
Sebelumnya, mantan Kepala Resor BSKDA wilayah Sulselbar, Ardi, berharap ada tempat khusus penangkaran buaya di Mamuju Tengah mengingat di wilayah tersebut buaya sangat banyak jumlahnya dan kerap kali memangsa manusia. (Red)
Sumber: kumparan.com
Discussion about this post