Linktodays.com – Pematangsiantar. Selamet Juliadi (47), warga Jalan Sriwijaya Nomor 38, Kelurahan Melayu, Kecamatan Siantar Utara, menderita penyakit infeksi kulit hampir disekujur tubuhnya. Mengingat perekonomian keluarganya yang sulit (miskin), sang istri yang sudah buntuh dan tak tahan melihat suaminya terus kesakitan. Akhirnya beranikan diri untuk membawa Selamet ke RS Tentara.
Kepada awak media ini, Jumat (14/08/2020) sore sekira jam 17.30 WIB, Mulyani (40) selaku istri menyampaikan, kalau penyakit infeksi kulit yang diderita suami tercintanya itu tergolong baru seminggu, berawal dari sakit saraf ketika pernah terjatuh dari atas loteng saat manjat.
“Tadinya sudah mau setahun lah itu pernah terjatuh dari loteng rumah orang. Jadi terganggulah sarafnya, tak pernah kami obati. Baru seminggu ini, timbul sakit kulitnya kayak melepuh kena bakar, tangan juga membengkak. Kami pun warga susah, pak,” sedihnya ditemui di Rs Tentara.
Dituturkan Mulyani, dirinya nekat membawa suami berobat ke Rs Tentara, menggunakan uang pinjaman dari orang-orang dan belas kasih dari majikannya. Berhubung, kartu bpjs miliknya sudah tiga tahun tak terbayar sehingga tidak bisa dipakai lagi untuk melakukan perobatan.
“Saya sudah bingung, BPJS tiga tahun belum dibayar, kek manalah pak. Suami kerjanya tukang jahit dirumah, selama covid pengasilan kadang nggk ada. Saya pun kerjanya pembantu rumah tangga, jadi ini saya pinjam uang untuk bawa suami kesini,” jelas Mulyani yang bekerja sebagai cuci gosok.
Sebelum dibawa ke Rs Tentara, Selamet Juliadi sempat dibawa berobat ke tempat praktek Dr Candra Jalan Jawa, Kota Siantar. Hasilnya, tangan kanan Selamet yang bengkak ternyata karena penyumbatan darah dan infeksi kulit. Namun, setelah beberapa hari berlalu, sakitnya tak kunjung sembuh.
“Sudah disuntik beberapa kali, tapi belum ada reaksi. Sedangkan suami saya terus mengerang kesakitan dan merasa panas di tubuhnya. Saya tak tahan, karena itulah pak, saya beranikan diri untuk membawa nya ke Rs Tentara. Tapi hasilnya, Dr bilang besok,” keluhnya Mulyani yang sudah dikaruniai dua anak.
Sementara, jika berobat di Rs Tentara tidak juga membuahkan hasil. Mereka sudah tidak tahu lagi, mau mencari uang kemana. Apalagi, biaya berobat selama dirumah sakit, terbilang mahal.” Ini saya pasrah saja dan terima hasilnya. Kalaupun disini tidak sembuh juga, saya akan membawanya kemana saja berharap bisa sembuh,” tambahnya.
Melihat kondisi yang diderita semakin parah, Mulyani mengaku berat badan sang suami turun drastis. Dari 70 Kg, saat ini menjadi 40 Kg. Bahkan, mata terlihat semakin menonjol keluar dan bagian wajah ikut susut.” Turunya drastis pak, langsung 30 kilo susutnya. Anak saya ada dua, sudah putus sekolah tersandung biaya pak,” imbuhnya lagi.
Saat ini, Mulyani hanya bisa berharap kepada pihak pemerintah, agar sudih kiranya dapat membantu mengaktifkan surat BPJS miliknya yang mati, agar bisa dipergunakan lagi untuk perobatan gratis.” Tolong pak pejabat, pak DPRD, siapa saja yang mau membantu kami ini warga yang susah. Kami mohon pak,” tutupnya yang selama covid ini mengaku belum ada terima bantuan PKH dan bantuan sosial lainnya. (Red/Tim)
Discussion about this post