Linktodays.com – Kebijakan sekolah daring (online) yang diterapkan pemerintah membuat tidak sedikit siswa dan orang tua siswa kewalahan. Bukan cuma bagi mereka yang tak punya waktu, tetapi terutama mereka yang hidup di bawah garis kemiskinan. Minggu, (09/08/20).
Indriana Setya Rahayu (16), siswi SMK Negeri 1 Magetan, Jawa Timur, adalah salah satu yang turut merasakannya. Terlahir dalam keluarga miskin dan tinggal di bekas kandang ayam, Indri sapaan Indriana jelas tak sanggup mengikuti sekolah online karena dia tak punya ponsel pintar.
Karenanya, supaya bisa mengikuti aturan yang dibikin pemerintah, Indri terpaksa harus mengumpulkan padi gabah bekas panen di sawah. Remah-remah padi yang tak terangkut itu dikumpulkannya dan dijualnya. Dia bermaksud menabung untuk membeli ponsel.
Akan tetapi, berharap dapat mengumpulkan uang dari menjual padi bekas seperti itu jelas tak membutuhkan waktu sebentar. Padahal, sekolah daring terus berjalan sehingga dia jelas ketinggalan pelajaran.
Kondisi itulah yang membuatnya sedih dan frustasi sehingga membuat tangisnya pecah saat disambangi di kediamannya pada Kamis malam (06/08/20) kemarin.
“Uangnya belum cukup. Jadi sementara saya ke rumah teman yang punya HP,” katanya.
“tapi saya diejekin kalau minjem terus.” Sebutnya sembari meneteskan Air Mata.
Di tengah kesulitan yang dihadapinya, Indri berkata bahwa dia
ingin tetap sekolah agar bisa bekerja.
“Saya ingin cepat lulus sekolah, biar ndang kerja dan bantu orang tua,” ucapnya, sambil mengusap air matanya. (Red)
Sumber: hikknews.com
Discussion about this post