Linktodays.com – Aceh. Badan Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Provinsi Aceh melakukan penanganan gangguan gajah di Kabupaten Aceh Barat, menggunakan mercon agar satwa liar yang dilindungi tersebut tidak lagi merusak lahan perkebunan dan pertanian milik masyarakat di daerah ini.
“Penggunaan mercon ini kita lakukan untuk mencegah agar gajah tidak lagi masuk ke perkebunan milik masyarakat,” kata Kepala BKSDA Wilayah II Meulaboh, Zulkarnen, Rabu (26/08/2020) di Meulaboh, dikutip dari Antaranews.
Menurut dia aktivitas gangguan gajah yang memasuki lokasi kebun masyarakat tidak bisa dilakukan penangkapan, kecuali hanya bisa dihalau saja agar satwa liar ini tidak lagi kembali ke kebun masyarakat.
Penggunaan mercon, kata dia, dinilai sangat efektif untuk menghalau gajah serta tidak melanggar aturan dan ketentuan dari pemerintah.
Baca Juga: Seorang Dokter Umum di Aceh Ditangkap Polisi karena Nyabu
Selain itu, upaya penanganan gangguan gajah di daerah ini, kata dia, juga melibatkan seekor gajah jinak yang selama ini berada di lokasi Conservation Research Unit (CRU) Alue Kuyun, Kecamatan Woyla Timur, Kabupaten Aceh Barat.
Baca Juga: Karyawati Bayar Rp 200 Juta Sewa Eksekutor Penembakan di Kelapa Gading
“Gangguan gajah hanya bisa diatasi dengan cara dihalau, karena satwa ini tidak bisa ditangkap, karena keberadaannya dilindungi oleh negara,” kata Zulkarnen menambahkan.
Baca Juga: Gajah Liar di Aceh Rusak 2 Rumah dan Obrak-abrik Kebun Warga Nagan Raya
Sebelumnya sebanyak 13 ekor gajah liar merusak sejumlah tanaman kebun milik masyarakat di Desa Seumantok, Kecamatan Pante Ceureumen, Kabupaten Aceh Barat.
Ada pun tanaman kebun yang dirusak kawanan satwa liar tersebut masing-masing tanaman kelapa sawit, pinang serta kebun kelapa milik petani di daerah ini.
“Untuk sementara tidak ada warga yang mengungsi akibat gangguan gajah liar ini, namun dampak kerusakan yang ditimbulkan menyebabkan petani merugi,” kata Camat Pante Ceureumen, Aceh Barat, Teuku Juanda. (Red)
Discussion about this post