Linktodays.com – Jayapura. Jayapura krisis air bersih. Dari 22 intake air yang ada di kota dan kabupaten Jayapura, hanya tersisa kapasitas air 447 liter per detik. Padahal sebelumnya kapasitas air mencapai 895 liter per detik.
Direktur Utama Perusahaan Air Minum Daerah (PDAM) Jayapura, Entis Sutisna menuturkan krisis air di Jayapura disebabkan oleh alih fungsi lahan di kawasan penyangga sebagai sumber cadangan air. Misalnya adanya pembangunan rumah warga, pembukaan ladang, dan pembalakan liar.
“Saat ini Jayapura krisis air bersih dan tersisa 50 persen kapasitas air yang mengalir ke 35.700 pelanggan PDAM. Ini adalah tahun terparah kondisi air di Jayapura. Sementara air bersih di Kota Jayapura hanya bersumber dari Pegunungan Cycloop yang telah terjadi kerusakan yang parah,” jelasnya, Selasa (29/09/2020).
Entis menuturkan dari 22 intake yang tersebar di kota dan Kabupaten Jayapura, kerusakan merata hampir di semua wilayah, mulai dari Sentani, Kabupaten Jayapura hingga Angkasa di Kota Jayapura.
“Bahkan, saat ini PDAM harus menunggu 5-6 jam untuk mengisi air ke bak penampungan, sebelum dialirkan ke pelanggan. Sehingga pelanggan ada masa menunggu untuk mendapatkan air dan ini dilakukan bergilir,” ujarnya.
Menurut Entis kondisi ini juga dipengaruhi oleh alam yang saat ini kondisi curah hujan di Jayapura masih relatif kecil.
Solusi Penyediaan Air Bersih Bak penampungan PDAM Jayapura
PDAM setempat menyebutkan ada dua solusi untuk mendapatkan tambahan air bersih bagi kebutuhan masyarakat di Jayapura, yakni mengelola pemanfaatan air bersih dari Danau Sentani yang saat ini sedang dikerjakan Kementerian PUPR dan Balai Wilayah Sungai Papua.
Kapasitas Danau Sentani di Kabupaten Jayapura memiliki kapasitas 250 liter per detik.
Pembangunan intake air baku dari Danau Sentani sudah dibangun sejak 2018 dan hingga kini masih terus dilakukan pembangunan bak penampungan dan intake air beku.
“Pemanfaatan Danau Sentani belum dapat disalurkan kepada pelanggan, karena masih harus dilakukan pengolahan lanjutan dan hal ini masih terus dilakukan pembangunan dan dibutuhkan sekitar 2 tahun lagi,” jelasnya.
Penambahan sumber air bersih lainnya juga bisa diambil dari Sungai Siborgonji di Kotaraja yang memiliki 100 liter per detik.
Baca Juga: Polres Metro Bekasi Kota Tangkap Pria di Bantargebang Kedapatan Menyimpan Sabu
Baca Juga: Tranding Twitter Najwa Shihab Wawancarai ‘Bangku Kosong’ Kenapa?
Baca Juga: Seorang Pramugari Jadi Pengedar Narkoba Lantaran Kehilangan Pekerjaannya Karena Pandemi
“Air dari sungai ini bisa dialirkan tanpa pengolahan, karena air bersumber dari permuakaan,” katanya.
Lanjut Entis untuk optimalisasi debit air ke pelanggan, PDAM terus melakukan perawatan dan perbaikan pada intake, termasuk misalanya ada pipa yang bocor perbaiki. (Red)
Sumber: kumparan.com
Discussion about this post